Minggu, 22 Februari 2009

Cegah Kenakalan Remaja


Masalah kenakalan remaja nampaknya harus mendapatkan prioritas untuk diperhatikan oleh semua kalangan. Pasalnya berbagai tindakan yang dilakukan remaja sekarang disinyalir banyak yang sangat memprihatinkan dan mengkhawatirkan. Bahkan beberapa diantaranya hingga merugikan dirinya sendiri dan masyarakat secara keseluruhan.

Tindakan dan perilaku yang dilakukan sejumlah remaja saat ini diantaranya penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif (Napza), pergaulan dan perbuatan seks bebas, kebut-kebutan di jalanan menggunakan motor dan mobil. Hingga perbuatan yang dapat dikategorikan tindakan kriminal.

”Untuk mengatasi kenakalan remaja harus ada format khusus. Apalagi di Kota Sukabumi ini 60 persen adalah generasi muda dan diantaranya remaja” kata Wakil Walikota Sukabumi, H. Mulyono kepada Jurnal Bogor usai Membuka “Kejuaraan Bola Basket Ball BPR Cup V dan Musik Ngampar” di Lapangan Olahraga Perumahan Bumi Pasir Rahayu (BPR) Kelurahan Nanggeleng Kecamatan Citamiang, Minggu (14/12).

Kata Mulyono, kegiatan seperti yang baru dibukanya itu merupakan salah satu solusi untuk dapat mengatasi kenakalan remaja. Dengan adanya kegiatan olahraga seperti kejuaraan basket dan musik berarti ada potensi remaja yang tersalurkan. ”Kegiatan-kegiatan seperti ini patut dikembangkan oleh semua pihak,” katanya.

Masalah kenakalan remaja ini, lanjut Mulyono awalnya berasal dari salah asuh orangtua. Selanjutnya akan dipengaruhi di lingkungan masyarakat. ”Karena tingkat kesejahteraan mulai naik, anaknya langsung dibelikan motor. Namun tidak diawasi penggunaannya oleh keluarganya,” ujar Mulyono

Sementara Ketua Pelaksana BPR Cup V, Widias Haryadi, menjelaskan kegiatan yang digelarnya bukan semata-mata hanya menyelenggarakan kejuaraan olahraga dan musik. Namun dalam proses penyelenggaraan hingga pelaksanaan ini banyak pengalaman yang didapat. ”Kami mendapat banyak pengetahuan tentang berorganisasi dan kepemimpinan yang tidak diperoleh di sekolahan,” kata Widias kepada Jurnal Bogor.

Hadir pada kesempatan itu sejumlah pejabat diantaranya Assisten Daerah (Assda) Kota Sukabumi, Kostaman, Assisten Daerah (Assda) Kabupaten Sukabumi, Harry Muharam, Kepala Polsek Citamiang, AKP Gatot Satrio, Humas KONI Kota Sukabumi, Syarief Octora dan sejumlah tokoh masyarakat Sukabumi, Bob DC dan Yana Suryana.

sumber: http://www.jurnalbogor.com/?p=4294

Tawuran


Jadi mahasiswa? Wuih, kayaknya impian banyak anak muda di negeri ini. Kalo ditanya mau kuliah? So pasti jawabnya pengeeeen! Siapa yang nggak mau kuliah? Siapa yang nggak mau jadi mahasiswa.

Soalnya jadi mahasiswa itu cap intelek, pinter, cerdas, en keren. Apalagi liat aksi reformasi tahun ‘98 lalu, penggeraknya kan mahasiswa (bukan aki-aki atau kaum waria!). Pokoke, mahasiswa itu dianggap makhluk yang istimewa en pahlawan, khususnya di Indonesia.

Tapi sori aja, sekarang-sekarang mahasiswa itu lagi jadi buah bibir (tapi bukan sariawan, lho!) . Bahan omongan yang jelek di masyarakat. Itu karena mereka lagi ngaktifin ‘ekskul’ alternatif; tawuran! Bulan lalu aja ada tawuran yang melibatkan dua kampus swasta di Jakarta, UKI vs YAI. Keduanya udah sohor musuh bebuyutan, jadi rutin tawuran (rutin? Kayak jadwal ngaji aja deh ah!). Yang serem ketika polisi ngegeledah salah satu kampus pelaku tawuran, ditemukan bom molotov dan narkoba. Waduh buat praktik mata kuliah apa, ya? Untung aja nggak jadi gank Kapak Merah.

Di awal bulan ini, tawuran terjadi di Makassar. Seorang korban terkapar kritis nasibnya akibat tawuran. Sama seperti di Jakarta, di Makassar juga ada beberapa kampus yang udah lama ngembangin ekskul tawuran.

Tawuran itu terjadi bukan hanya ngelawan anak-anak yang beda kampus. Tapi dengan yang sekampus juga jadi. Ibarat main bola, dalam tawuran juga berlaku partai derby – ngelawan klub satu kota—nah, yang ini berantem sama mahasiswa satu kampus. Gilee man!

Mahasiswa juga nggak cuma melayani tawuran antarmahasiswa. Anak-anak UKI Di Jakarta, juga pernah tawuran ngelawan anak-anak SMA. Pokoke, selama urusannya tawuran, siapa aja juga dilayani. Ikan bawal dalam kuali, ente jual ane beli.

sumber :http://www.dudung.net/buletin-gaul-islam/mahasiswa-kok-tawuran-malu-deeeh.html

pelajar sekolah merokok


Ah cemen lo.. gini hari belum nyobain rokok. Lo cewek apa cowok..

Begitulah komentar-komentar para pelajar yang sering aku dengar entah di angkot, atau di jalan-jalan di saat mereka umumnya duduk-duduk secara bergerombol.

Di semua sekolah, sudah merupakan suatu peraturan amat penting yang menyatakan bahwa siswa dilarang merokok di lingkungan sekolah.

Jadi, pernah suatu kali siswa tertangkap basah sedang merokok di kamar mandi. Saat diintrogasi oleh guru, siswa tersebut dengan bersumpah-sumpah tidak merokok.

Aku hanya bisa geleng-geleng saja melihat perilaku para siswa jaman sekarang. Kok yah apa susahnya, mengaku saja kalau memang merokok. Karena walau ditutupi seperti apa juga, kalau memang sudah kecanduan merokok, tetap akan ketahuan.

Terkadang aku suka iseng, di sore-sore hari, aku mampir ke kantin. Lalu ikutan duduk dengan siswa. Aku ikut deh mengobrol dengan siswa-siswa tersebut. Obrolan biasanya cerita yang lucu-lucu, sampai akhirnya, aku iseng bertanya, eh memang merokok itu enak ga ya? Tanpa mereka sadari salah seorang dari siswa itu pun dengan antusias menjawab, wah yah susah bu jelasinnya, yang jelas enak. Ups... sesaat kemudian siswa itu terdiam, wahhhh ayooo ketahuan deh. Setelah itu siswa itu mati-matian berusaha mengatakan kepadaku bahwa ia tidak merokok, ia menjawab demikian karena kata teman dia bahwa merokok itu nikmat.

Aku hanya tersenyum mendengar alasan-alasan siswa itu. Setelah itu aku langsung bilang, bahwa percuma kalian bohong ngaku-ngaku tidak merokok. Saya tahu kamu merokok. Akhirnya aku coba mengajak mereka untuk coba deh berpikir, merokok itu apa manfaatnya, baik dari kesehatan, lalu biaya.

Dari kesehatan, jelas sangat merugikan, tubuh yang masih dalam pertumbuhan sudah dicemari oleh racun-racun dari rokok. Lalu dari biaya, harga rokok, tentunya jika sudah kecanduan, bisa menghabiskan uang saku siswa tersebut. Selain itu, jelas-jelas sekolahpun melarang siswa untuk merokok, tentunya bukan sekedar peraturan, Tapi punya tujuan jelas, yaitu untuk kesehatan.

Aku tidak tahu, apa yang siswa-siswaku pikirkan ketika aku mengoceh demikian. Tapi yang jelas, aku terkadang bilang kepada guru-guru lain, kayaknya percuma saja siswa kita bentak-bentak melarang untuk merokok, tapi kenyataannya di luar sana mereka bebas banget mau ngapain. Paling kita cuman bisa untuk mengingatkan mereka untuk tidak merokok di lingkungan sekolah, juga memberitahu akibat dari merokok.

Wah aku jadi pengen sharing deh ama teman-teman di wikimu....

Menurut teman-teman merokok itu seharusnya dimulai dari usia berapa? Apakah pantas di usia pelajar sudah merokok? Padahal sih merokok itu kan secara kesehatan ga baik ya...

Sumber: http://www.wikimu.com/news/DisplayNews.aspx?id=4677

Minggu, 15 Februari 2009

Indahnya Pegaulan Dalam Islam

Abdullah Ibnu Abbas yang diriwayatkan Ibnu Abi Dunya, ada menyatakan, ada lima perkara yang lebih baik bagi mereka daripada kuda liar yang dibiarkan diam.

1. Janganlah engkau berbicara tentang sesuatu yang tiada mengena dirimu kerana hal itu merupakan perbicaraan yang tidak perlu dan aku menjamin engkau akan selamat dari dosa.

2. Janganlah engkau berbicara tentang sesuatu sebelum engkau mengetahui saatnya yang tepat sebab mungkin orang berbicara tentang sesuatu yang penting baginya tetapi kerana dilakukan tidak tepat pada waktunya boleh menimbulkan hal-hal yang memalukan.

3. Janganlah engkau berdebat dengan orang yang sabar atau orang bijaksana dan juga orang yang berperangai buruk sebab orang yang bersabar tidak akan menghiraukan dirimu manakala orang yang berperangai buruk akan menyakiti hatimu.

4. Ceritakanlah kepada saudaramu yang tidak hadir tentang apa yang engkau sendiri ingin dia ceritakan kepadamu dan maafkanlah dia seperti engkau sendiri ingin dimaafkan olehnya.

5. Buatlah seperti orang yang benar-benar sedar bahawa perbuatan itu akan mendatangkan kebajikan dan tidak akan mendatangkan dosa atau kesalahan.

Oleh itu kita harus menguasai lidah kerana seseorang itu boleh terjerumus ke lembah yang hina disebabkan lidahnya yang tidak terkawal.

Minggu, 08 Februari 2009

Anti Narkoba

Rongrongan Narkoba sudah sampai ke level SD. Ini berarti, penanganan Narkoba yang telah dilakukan oleh Pemerintah Melalui BNN (secara Nasional) dan BNP (secara lokal, per propinsi), dan Aparat Kepolisian masih belum menunjukkan hasil yang maksimal. Oleh Karenanya, Perlu adanya peningkatan kemampuan pelajar dalam upaya memberantas peredaran narkoba yang diawali dari sekolah.

Kegiatan ini hadir, untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada pelajar2 Banjarmasin. Jika mereka menemui kasus narkoba, mereka bisa bertindak secara benar. Melaporkan dll.


Kegiatan ini juga akan melahirkan Jaringan Duta Pelajar AntiNarkoba. Bekerjasama dengan BNP Kalsel dan Dinas Pendidikan Kalsel, Lembaga Dakwah Sekolah Hizbut Tahrir kota Banjarmasin mengharapkan dapat dukungan dari seluruh elemen masyarakat yang ada di Banjarmasin. bil Khusus kepada para orang tua, komite sekolah, ulama dan segenap elemen masyarakat yang dapat menyukseskan acara ini.

sumber : http://myhendra.multiply.com/calendar/item/10008/Workshop_Pelajar_Anti_Narkoba

Kenakalan Remaja Dimulai dari Keluarga

Jaman sekarang, sering kali kita mendengarbanyak remaja-remaja yang terlibat dalam kenakalan remaja, seperti perkelahian,narkoba, sex bebas sampai masalah paling parah, seperti tindakan kriminal. Pernahkahkita menyadari bahwa kenakalan yang ditimbulkan oleh para remaja, selain adalahtanggung jawab dari remaja itu sendiri, juga merupakan tanggung jawab orang-orangdan lingkungan di sekitar mereka?

Banyak faktoryang menjadi pencetus dari kenakalan remaja. Salah satu yang akan dibahas ini adalah kenakalanremaja yang berkaitan dengan keluarga. Keluargamerupakan sosialisasi manusia yang terjadi pertama kali sejak lahir hinggaperkembangannya menjadi dewasa. Itulah sebabnya sebelum berlanjut kepadakenakalan remaja yang disebabkan oleh faktor yang lebih banyak lagi maka akanlebih baik kita mulai memperhatikan dari permasalahan yang paling mendasaryaitu keluarga.

Keluarga dapat dibagi menjadibermacam-macam, seperti keluarga inti, keluarga besar, dan lain-lain. Tetapidalam bayangan kita, lebih sering kita mendeskripsikan keluarga dengan gambarankeluarga inti yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan saudara kandung. Secaraidealnya, keluarga adalah ayah dan ibu yang bersatu dan bahu membahu dalammendidik dan membimbing anaknya dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Ayahdan ibu adalah panutan anak sejak kecil hingga remaja dan hal tersebut akan berlangsungterus menerus sampai mereka memiliki anak lagi dan berlanjut terus seperti ini.Peran keluarga sangat penting bagi sosialisasi anak dimasa perkembangannya.Berikut adalah peran keluarga :

1. Keluarga merupakan kelompokterkecil dimana anggotanya berinteraksi secara tetap.

2. Terdapat hubungan emosional yang kuatantara orangtua dan anak.

3. Hubungan sosial yang terjadirelatif tetap.

Berdasarkanteori perkembangan fisik, remaja dibagi menjadi remaja awal dan remaja akhir.Remaja awal dimulai dari usia 13-17 tahun sedangkan remaja akhir dimulai dari usia18-19 tahun. Yang disebut sebagai kenakalan remaja adalah kenakalan yangterjadi pada kategori umur remaja, dimana remaja melanggar norma-norma baik,terutama norma hukum dan norma sosial.

Gejala-gejalayang dapat dilihat pada anak yang mengalami kenakalan remaja adalah :

1. Anak tidak disukai teman-temannyasehingga bersikap menyendiri.

2. Anak sering menghindar dari tanggungjawab mereka di rumah dan di sekolah.

3. Anak sering mengeluh kalau merekamemiliki permasalahan yang mereka sendiri tidak bisa selesaikan.

4. Anak mengalami phobia atau gelisahyang berbeda dengan orang-orang normal.

5. Anak jadi suka berbohong.

6. Anak suka menyakititeman-temannya.

7. Anak tidak sanggup memusatkanperhatian.

Pengaruh keluarga terhadapkenakalan remaja bisa disebabkan dari berbagai hal :

1. Keluarga yang broken home

Keluarga yang broken home bisa digambarkanseperti orangtua yang berpisah, seperti bercerai atau terjadi perang dingindalam keluarga. Pada masa remaja terutama remaja awal merupakan fase dimanateman sebaya sangat penting baginya. Pada periode ini juga sering terbentuk kelompokatau lebih dikenal dengan sebutan gang.Idealisme mereka sangat kuat dan identitas diri mulai terbentuk dengan emosi yanglabil. Dalam fase ini, orangtua sangat berperan dalam mengawasi anak-anaknyadalam bergaul dan menuntun mereka dalam menjalani hidup supaya tidak salahbergaul dengan teman-teman yang dapat menjerumuskan mereka. Keluarga bagaikanvital mereka sebagai pedoman dalam hidup. Bila mereka kehilangan pedoman hidupmereka ini maka mereka akan susah untuk melewati masa kritis dalam hidupmereka. Masa kritis tersebut diwarnai oleh konflik-konflik internal, pemikirankritis, perasaan mudah tersinggung, dan cita-cita serta keinginan yang tinggitetapi sulit untuk diwujudkan sehingga menimbulkan stress dan frustasi. Masalahkeluarga yang broken home ini menjadi akar dari permasalahan anak-anak.Keluarga merupakan dunia keakraban dan didalamnya terdapat tali batin yangmerupakan vital dalam hidup.

2. Pendidikan yang salah

Sikap memanjakan anak-anakmerupakan cinta kasih orangtua yang berlebihan bagi anak-anak. Sering kali halitu disebabkan anak tersebut merupakan anak tunggal atau karena kurangnya perhatianyang didapat oleh orangtuanya dulu sehingga dipuaskan kepada anak-anak mereka. Jugadapat disebabkan oleh rasa bersalah orangtua kepada anak yang disebabkan orangtuaterlalu sibuk dengan pekerjaan atau overactive ataupun penyebab lainnya. Perlukita ingat kembali bahwa keluarga adalah kehidupan dimana seorang anak pertamakali berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan. Oleh sebab itu, pendidikandalam keluarga sangatlah penting untuk menjadi dasar dan arah anak mencapaikedewasaan mereka yang menuntut tanggung jawab. Anak adalah generasi muda yangnantinya akan meneruskan generasi tua sehingga pendidikan sangatlah perlu untukdiperhatikan dan ditekankan.

Pendidikan yang baik tentunyatidak menjadi masalah, tetapi bagaimana dengan pendidikan yang salah? Tentunyapendidikan yang salah akan menjadi masalah nantinya. Terdapat 2 cara mendidikyaitu: cara otoriter dan cara demokratis. Caraotoriter adalah cara mendidik yang lebih ke arah memimpin sedangkan cara demokratis adalah cara mendidikyang lebih ke arah memberikan kebebasan. Tentu saja kedua cara tersebutterdapat kelebihan dan kekurangan. Seorang anak juga perlu diberi pendidikanagama untuk mengarahkan mereka menghindari perbuatan-perbuatan yang tidakterpuji.

Pengendalianuntuk kenakalan remaja dapat dilakukan dengan bersikap preventif dan bersifatrepresif. Anak-anak perlu ditanamkan sikap disiplin oleh orangtua, diberikankasih sayang dan rasa keamanan bagi anak, serta orangtua dapat menjadi sahabatbagi anak. Sebaiknya orangtua tidak bersikap terlalu overprotective. Akantetapi anak perlu diberikan kebebasan untuk memilih apa yang dia suka dan tidakdia suka karena dengan berjalannya waktu, anak juga dituntut untuk bersikapdewasa dan bertanggung jawab terhadap hidup dan pilihan mereka. Oleh sebab itu,orangtua perlu membiasakan diri untuk memberikan pengertian terhadap dirimereka dan percaya kepada anak-anaknya. Tentu saja, orangtua juga tidak bolehmemberikan kebebasan yang berlebihan, tetapi tetap menjadi pengawas dan gurubagi mereka untuk mengarahkan mereka ke jalan yang benar apabila arah merekaterlihat melenceng/tak sesuai.

Orangtua jugadapat terlibat dalam organisasi sosial yang bertujuan menanggulangi kenakalanremaja. Dengan banyak ikut serta dan mengenal kehidupan remaja, orangtua dapat menjadisahabat yang baik bagi anak-anaknya serta dapat menjadi tempat berkeluh kesahdan menjadi sesepuh bagi sang anak. Dengan menanamkan arti kepercayaan, hubungancinta dan rasa tenteram dalam keluarga antara anak dan orangtua akan tercipta, sertaakhirnya bisa turut mengurangi kenakalan remaja.
Ingatlahselalu bahwa generasi muda adalah penerus bangsa dan negara. Tentu saja biladisuruh memilih, semua ingin menjadi anak yang memiliki nilai yang tinggi bagidiri sendiri, keluarga, masyarakat, dan negara. Bagi generasi muda, apakah kitamau menjadi anak yang dihargai oleh orang lain atau anak yang dinilai nakal sehinggasering dimarahi? INGAT!! Pilihan hidup ada di tangan kita sendiri danjalan hidup akan dijalankan oleh kita sendiri juga. Oleh sebab itu, janganlah sampaisalah langkah.

Sumber : http://www.tanyadokteranda.com/artikel/2008/06/kenakalan-remaja-dimulai-dari-keluarga

Rabu, 04 Februari 2009

HIV Pada Pelajar

Sekitar 50 persen kaum muda usia 5 - 25 tahun penderita HIV/AIDS di Kota Pontianak masih berstatus pelajar.
“Kondisi ini cukup memprihatinkan mengingat sekitar 40 persen penderita HIV/AIDS di Kota Pontianak adalah kalangan usia muda,” kata Ketua Harian Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Kota Pontianak, Tony Heryanto di Pontianak.
Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, jumlah penderita HIV positif di Kota Pontianak sejak 1993 hingga Oktober 2008 sebanyak 732 kasus, AIDS 548 kasus dengan kematian 99 orang.
Ia menambahkan, para pelajar yang terkena HIV/AIDS tersebut umumnya ditulari dari kalangan pecandu yang menggunakan jarum suntik secara bergantian.
“Angka yang muncul seperti fenomena gunung es,” kata Tony Heryanto yang juga Sekretaris Daerah Kota Pontianak itu. Artinya, yang terlihat hanya di permukaan saja padahal yang belum terungkap jumlahnya jauh lebih banyak.
Menurut dia, peningkatan kegiatan pengamatan dan pengawasan terhadap kalangan yang beresiko tinggi mampu mengungkap berbagai kasus HIV maupun AIDS lebih banyak.
“Adanya klinik tes dan konsultasi secara gratis misalnya salah satu bentuk pengamatan dan pengawasan,” kata dia.
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap HIV/AIDS, dengan melakukan sosialisasi terutama kepada pelajar dan kalangan beresiko tinggi.
“Nara sumbernya tentu orang-orang yang berkompeten dan mengalami sendiri terkena virus yang belum ada obatnya itu,” kata Tony Heryanto.
Menyambut peringatan Hari AIDS internasional yang dilakukan setiap tanggal 1 Desember, sekitar 400 orang peduli HIV/AIDS menggelar konvoi kendaraan roda dua dan mobil jenis jeep di seputar Kota Pontianak.
Mereka berkumpul di halaman Matahari Mall Jalan Jenderal Urip Pontianak, Sabtu (29/1) sore. Selanjutnya menuju Tugu Deugulis di Jalan Akhmad Yani Pontianak untuk membagikan selebaran tentang HIV/AIDS. (Antara, 30/11/08)